Wednesday, August 19, 2009

Saatnya Benalu Diperhatikan

Benalu merupakan tanaman pengganggu yang bersifat parasit bagi tanaman inangnya. Keberadaan benalu dalam jumlah yang banyak akan mengganggu pertumbuhan dari suatu tanaman. Akan tetapi, seringkali benalu dilupakan oleh pengelola bidang kehutanan, sebut saja misalnya Perhutani. Perhutani menganggap benalu bukan merupakan ancaman yang besar terhadap produksi-nya seperti inger-inger, sehingga upaya pengendaliannya pun bisa dibilang tidak pernah dilakukan karena keterbatasan anggaran yang dialokasikan untuk pemberantasan benalu.

Pohon jati yang terserang benalu

Sebagai contoh kasus di KPH Kebonharjo Unit I Jawa Tengah. Selama ini serangan benalu tidak pernah diperhatikan dan akhirnya sampai pada tahun 2006 terjadi serangan benalu yang hebat sehingga menimbulkan kerusakan yang intensif. Tidak tanggung-tanggung, tanaman jati yang terserang intensif benalu jumlahnya ratusan ribu pohon. Dari situ KPH mulai sadar bahwa serangan benalu telah mengakibatkan kerugian dengan terhambatnya pertumbuhan tanaman-riap tegakan menurun. Maka dari situ KPH Kebonharjo melakukan upaya pemberantasan benalu pada beberapa petak, tidak semua petak diberantas sebab anggaran yang terbatas dari Unit.

Pembekalan teknik pengendalian benalu

Kasus serupa terjadi di KPH Randublatung. Dengan adanya SOP pengendalian hama dan penyakit tanaman dengan dilakukannya monitoring rutin hama dan penyakit tanaman, maka
teridentifikasi terjadi serangan benalu yang intensif pada beberapa BKPH. Lagi-lagi, dari rencana pengendalian benalu ini hanya disetujui separuhnya (tidak semua petak diberantas dan tidak semua pohon dalam petak yang disetujui diberantas) oleh unit dengan alasan keterbatasan anggaran. Sehingga akhirnya KPH membuat prioritas pengendalian Benalu pada beberapa petak yang disepakati saja.

Benalu yang berhasil diidentifikasi

Pada awal Agustus 2009, KPH melakukan pelatihan pengendalian benalu. Petugas lapangan dari beberapa BKPH yang teridentifikasi serangan benalu dikumpulkan di kantor KPH dan diberikan pengarahan tentang teknik pengendaliannya. Selain itu dilakukan juga praktek langsung pemberantasan benalu di BKPH Boto.








Berdasarkan hasil praktek langsung di lapangan, diketahui bahwa jenis benalu yang menyerang adalah Scurula parasitica. Selain itu diperoleh bukti bahwa penyebaran benalu sangat cepat dengan ditemukannya calon-calon benalu baru pada batang yang masih sehat.



Praktek memberantas benalu

Tunas baru calon benalu pada ranting sehat

Dapat dilihat, dalam satu ranting yang terserang satu benalu dapat ditemukan calon benalu antara 4-10 buah yang dalam kondisi siap tumbuh. Dengan demikian dapat dibayangkan bahwa dalam satu pohon bisa mencapai puluhan individu benalu yang menyerang. Jika ini terjadi pada tanaman yang masih muda, maka akan menghambat pertumbuhannya, maka wajar jika dilihat pertumbuhan jati tanaman muda yang ada saat ini tumbuhnya kerdil. Dari sini KPH semakin sadar dan yakin bahwa benalu harus diberantas sedini mungkin sebelum menyebar lebih luas dan menyerang lebih intensif demi kelangsungan produksi.

1 comment:

Unknown said...

Saya orang awam di dunia biologi, khususnya benalu. Saya hanya pencinta tanaman. Tapi mungkin bisa diamati lebih saksama, bahwa bukan benalu yang menyakiti pohon inangnya. Benalu hanya tumbuhan yang hadir di kulit mati sebuah pohon. Jika pohonnya semakin sakit, maka kulitmatinya semakin tebal sebagai media tumbuh benalu. Pohon yang sakit, biasanya kekurangan air, kulitnya pecah-pecah; umumnya berwarna hitam. Ciri-ciri tersebut menunjukkan, bahwa pohon yang bersangkutan sedang sekarat. Bila pohonnya disehatkan, pohon akan melepaskan kulit matinya sehingga benalu tidak punya pijakan untuk menumpang. Bila pohon mulai sehat, kulit batang atau rantingnya akan menghalus yang disertai oleh sekaratnya benalu. Semakin sehat pohonnya, maka benalu akan semakin layu dan menguning hingga terlepas dari pohon inangnya. Hal yang terpenting dari komentar ini adalah : “Benalu adalah tumbuhan pemberi isyarat-sensor, bahwa pohon yang ditumpanginya sedang sakit, bukan biang kerok (pandangan keliru hingga saat ini)”. Pohon selalu memberi buah, maka rawat dan penuhi kebutuhan asupannya. Kebanyakan manusia sangat egois. Hanya ingin buahnya, tapi tidak berkenan bertenggangrasa memenuhi kebutuhan makan sang pohon. Peace…, salam kenal. idham.btg@gmail.com