Thursday, May 23, 2013

Kenalkan Pestisida Organik di LMDH Alas Rejo

LMDH Alas Rejo Desa Sambongrejo kecamatan Sambong yang berada di bawah naungan KPH Cepu, pada tanggal 23 Mei 2012 bekerjasama dengan KPH Cepu dan TFT melaksanakan training pembuatan pestisida organik.
Pelatihan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memperkenalkan pestisida organik lebih khususnya pestisida nabati sebagai alternatif pengganti pestisida kimia yang saat ini masih sering dan banyak digunakan oleh pesanggem. Dengan semakin meningkatnya pemahaman pesanggem akan dampak negatif dari pestisida kimia dan didukung oleh kebijakan KPH Cepu yang meminimalkan penggunaan pestisida kimia di dalam hutan telah mendorong LMDH Alas Rejo untuk memperkenalkan pestisida organik kepada anggotanya.
Pestisida nabati yang dikenalkan semua bahan dasarnya ada di sekitar hutan dan tersedia dalam jumlah yang melimpah. Misalnya daun mimba (Azadirachta indica), biji mahoni, umbi gadung, empon-empon  dan lain-lain yang dapat dimanfaatkan sebagai insektisida nabati yang ramah lingkungan. Selain mudah memperoleh bahannya, cara meraciknya pun sangat mudah dan sederhana, cukup dengan menghaluskan bahan-bahan tersebut, kemudian merendamnya selama minimal 1 malam, disaring kemudian diencerkan dan siap digunakan di lapangan.
Yang jadi permasalahannya saat ini adalah bagaimana mendorong pesanggem untuk mencoba mengimplementasikannya dan menjadikan budaya dalam pola pertaniannya di dalam hutan dan luar hutan. Ketua LMDH Alas Rejo berkeinginan untuk menerapkannya di seluruh anggotanya.

Pemanfaatan Limbah Ternak

Begitu semangatnya di setiap pagi bu Siti rajin menampung urin kambing dan membawanya ke hutan untuk disiramkan ke tanaman rumput setaria yang ia tanam di salah satu petak pangkuan LMDH Argo Lestari Desa Kejene yang masuk wilayah RPH Kejene BKPH Cipero Perum Perhutani KPH Pemalang. Tidak sia-sia hasil jerih payahnya tersebut sehingga menghasilkan tanaman setaria yang subur dan hijau, dimana musim kemarau tiba ketika peternak lain kesulitan mencari rumput untuk pakan ternaknya, bu Siti hanya santai saja tinggal ambil dari petak andilnya, bahkan beberapa peternak lain membeli rumput bu Siti.
Pemberian urin kambing pada rumput setaria bu Siti yang berada pada areal tumpangsari berdampak juga pada tanaman Jati milik Perhutani. Nampak tanaman jati Perhutani yang terdapat dalam andil bu Siti tumbuh lebih baik dan subur dibandingkan dengan tanaman jati pada andil lain yang tidak diberikan urin kambing tersebut.
Lain halnya dengan pa Zamhuri yang sering dipanggil pa Tuwa oleh yang lain, beliau tidak menggunakan urin kambing namun beliau memanfaatkan kotoran kambing menjadi bokashi padat. Bokashi inilah yang ia gunakan untuk memupuk tanaman jagung di lahan andilnya. selain tanaman jagung pa Zamhuri juga memiliki tanaman setaria dan rumput gajah sebagai tanaman tumpangsarinya.
Masyarakat desa Kejene kecamatan Randudongkal kabupaten Pemalang memiliki petak pangkuan desa di bawah LMDH Argo Lestari KPH Pemalang. Selain sebagai pesanggem, umumnya masyarakat desa Kejene memiliki ternak kambing dan lahan sawah atau kebun. Atas inisiatif pa KRPH Kejene dan didukung oleh jajaran manajemen di KPH, sebagai upaya untuk mengurangi tekanan masyarakat terhadap hutan maka Desa Kejene dijadikan sebagai cluster ternak kambing. salah satu langkah awalnya adalah dukungan penanaman HMT yang bisa dilakukan melalui program tumpangsari maupun PLDT di lokasi perhutani secara resmi.
Masyarakat Kejene terutama pesanggem dan peternak sebetulnya sangat tertarik untuk mengembangkan pemanfaatan limbah ternak dengan melihat contoh bu Siti dan pa Zamhuri, namun kurangnya bimbingan dari pihak terkait membuat niat mereka belum terimplementasi.
Atas inisiatif dari pa KRPH bekerja sama dengan TFT akhirnya pada tanggal 16 Mei 2013 dilaksanakan pelatihan pembuatan pupuk organik berbasiskan limbah ternak kambing. Dalam pelatihan ini petani diberikan pengetahuan dan keterampilan bagaimana membuat dan mengolah limbah ternak kambing baik urin maupun kotoran menjadi pupuk organik cair (POC). Pembuatan POC ini memanfaatkan limbah dan bahan yang ada di sekitar Kejene seperti bonggol/gedebong pisang, urin dan kotoran kambing, air kelapa, empon-empon, air tajin, buah maja dan lain sebagainya. POC yang dihasilkan dapat digunakan untuk membuat pestisida organik. yang sangat bermanfaat dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman. Selain itu, pemberian pelatihan ini ditujukan sebagai alternatif/solusi bagi pesanggem dalam proses pengurangan penggunaan bahan kimia di kawasan hutan KPH Pemalang.

Salam Lestari